Antrean Kedatangan Bandara Franz Josef Strauss, Munich, 1 Juni 2006 (hey, it's been a year!), 18.00 waktu setempat.
"Do you speak English?"
"Yes."
"Do you ..." (saya tidak bisa menangkap suara petugas pabean dari balik jendela kacanya)
"Excuse me?"
(Petugas itu kemudian mengajukan sekitar empat pertanyaan lagi, tapi saya tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya. Ia kemudian mengamati saya dengan cermat, memastikan saya dan sosok dalam foto paspor orang yang sama).
"Alright, you go," kata sang petugas, memasrahkan saya masuk ke Munich tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan pentingnya - saya menjawab pertanyaan paling tak penting yang diajukannya.
Antrean Keberangkatan Bandara Franz Josef Strauss, Munich, 11 Juni 2006, 11.00 waktu setempat.
(Sang petugas yang berkacamata dan berambut pendek keemasan, he's cute somehow, memelototi saya dari atas ke bawah. Saya mengerti setiap kata dalam bahasa Inggris yang diucapkannya, dengan nada menyelidik, jadi dialog berikut tak perlu saya tulis dalam bahasa Inggris).
"Anda bicara bahasa Inggris?"
"Ya."
"Apa tujuan Anda datang ke Munich?"
"Pariwisata."
"Datang bersama siapa?"
"Sendiri, tapi saya di sini tinggal bersama teman saya."
"Bersama siapa Anda berwisata?"
"Bersama dua teman saya yang tinggal di sini."
"Berapa lama Anda di sini?"
"Satu setengah minggu." (sebetulnya saya waktu itu lupa berapa lama, jadi saya jawab sekadarnya. Untungnya benar).
Ada satu pertanyaan lagi, tapi saya tak ingat. Soalnya saya telanjur sebal. Wong waktu masuk Munich saja tak susah (gara-gara saya tak mengerti apa yang ditanyakan, sih, hihihi), mau pulang kok repot. Huh. Untungnya petugas itu lumayan oke tampangnya, walaupun kaku, jadi saya nggak bete-bete amat.
"Do you speak English?"
"Yes."
"Do you ..." (saya tidak bisa menangkap suara petugas pabean dari balik jendela kacanya)
"Excuse me?"
(Petugas itu kemudian mengajukan sekitar empat pertanyaan lagi, tapi saya tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya. Ia kemudian mengamati saya dengan cermat, memastikan saya dan sosok dalam foto paspor orang yang sama).
"Alright, you go," kata sang petugas, memasrahkan saya masuk ke Munich tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan pentingnya - saya menjawab pertanyaan paling tak penting yang diajukannya.
Antrean Keberangkatan Bandara Franz Josef Strauss, Munich, 11 Juni 2006, 11.00 waktu setempat.
(Sang petugas yang berkacamata dan berambut pendek keemasan, he's cute somehow, memelototi saya dari atas ke bawah. Saya mengerti setiap kata dalam bahasa Inggris yang diucapkannya, dengan nada menyelidik, jadi dialog berikut tak perlu saya tulis dalam bahasa Inggris).
"Anda bicara bahasa Inggris?"
"Ya."
"Apa tujuan Anda datang ke Munich?"
"Pariwisata."
"Datang bersama siapa?"
"Sendiri, tapi saya di sini tinggal bersama teman saya."
"Bersama siapa Anda berwisata?"
"Bersama dua teman saya yang tinggal di sini."
"Berapa lama Anda di sini?"
"Satu setengah minggu." (sebetulnya saya waktu itu lupa berapa lama, jadi saya jawab sekadarnya. Untungnya benar).
Ada satu pertanyaan lagi, tapi saya tak ingat. Soalnya saya telanjur sebal. Wong waktu masuk Munich saja tak susah (gara-gara saya tak mengerti apa yang ditanyakan, sih, hihihi), mau pulang kok repot. Huh. Untungnya petugas itu lumayan oke tampangnya, walaupun kaku, jadi saya nggak bete-bete amat.
No comments:
Post a Comment