Buat ukuran Eropa, Jerman paling tertib dalam hal apa pun. Kata teman-teman saya nih, mabuk sampai mencolek orang saja bisa dilaporkan ke polisi! Padahal orang lagi mabuk, mungkin nggak sadar. Makanya, waktu papasan dengan gerombolan orang mabuk di Jerman, saya dan teman-teman biasa-biasa saja. Soalnya mereka orang mabuk paling sopan di dunia.
Nah, saking tertibnya, nggak bakal ada kejadian orang berjualan, mengamen, dan mengemis di s-bahn u-bahn, sebutan buat subway atau metro-nya Jerman. Sampai ada, tuh orang bisa diseret keluar dan diinterogasi sama polisi Jerman yang ada di mana-mana. Untuk soal ketertiban di metro, Prancis dan Italia lumayan. Meski metro buluk (khusus Italia), tapi ya metro itu, sebagaimana selayaknya fungsinya, isinya penumpang saja. Benar kok penumpang doang, apalagi M14 di Prancis yang memang beroperasi otomatis tanpa pengemudi.
Tapi lain ceritanya di Barcelona dan Mexico City. Di metro Barcelona, pengamen dan pengemis kelihatan. Yang lebih konyol di Mexico City. Kejadiannya saat saya dan Panji diantar Dulce ke pasar suvenir. Untuk menghemat biaya, kami menuju ke sana naik metro. Baru pulangnya naik taksi, biar nggak repot bawa belanjaan. Di tengah perjalanan, dari gerbong sebelah nongol seorang penjual permen. Lucunya, dia tidak cukup menjajakan aneka permennya dengan berteriak-teriak. Sembari keliling gerbong, dia menaruh barang jajaannya - yang sudah dikemasnya rapi per beberapa butir dalam plastik - di pangkuan tiap penumpang yang mendapat duduk! Waduh. Ini mah sama saja dengan di Jakarta! Seperti di sini, ia tidak memaksa penumpang buat menebus permennya dengan beberapa peso (mata uang Meksiko). Kalau berminat, silakan bayar, kalau tidak, ya ia ambil lagi dari pangkuan penumpang. Waktu saya bagi cerita soal penjaja permen ini pada teman-teman saya di Jakarta, mereka tercekikik sambil berkata, "Wah, kalau begitu, modus operandi tukang jualan di kereta di seluruh dunia sama 'kali, ya!"
Nah, saking tertibnya, nggak bakal ada kejadian orang berjualan, mengamen, dan mengemis di s-bahn u-bahn, sebutan buat subway atau metro-nya Jerman. Sampai ada, tuh orang bisa diseret keluar dan diinterogasi sama polisi Jerman yang ada di mana-mana. Untuk soal ketertiban di metro, Prancis dan Italia lumayan. Meski metro buluk (khusus Italia), tapi ya metro itu, sebagaimana selayaknya fungsinya, isinya penumpang saja. Benar kok penumpang doang, apalagi M14 di Prancis yang memang beroperasi otomatis tanpa pengemudi.
Tapi lain ceritanya di Barcelona dan Mexico City. Di metro Barcelona, pengamen dan pengemis kelihatan. Yang lebih konyol di Mexico City. Kejadiannya saat saya dan Panji diantar Dulce ke pasar suvenir. Untuk menghemat biaya, kami menuju ke sana naik metro. Baru pulangnya naik taksi, biar nggak repot bawa belanjaan. Di tengah perjalanan, dari gerbong sebelah nongol seorang penjual permen. Lucunya, dia tidak cukup menjajakan aneka permennya dengan berteriak-teriak. Sembari keliling gerbong, dia menaruh barang jajaannya - yang sudah dikemasnya rapi per beberapa butir dalam plastik - di pangkuan tiap penumpang yang mendapat duduk! Waduh. Ini mah sama saja dengan di Jakarta! Seperti di sini, ia tidak memaksa penumpang buat menebus permennya dengan beberapa peso (mata uang Meksiko). Kalau berminat, silakan bayar, kalau tidak, ya ia ambil lagi dari pangkuan penumpang. Waktu saya bagi cerita soal penjaja permen ini pada teman-teman saya di Jakarta, mereka tercekikik sambil berkata, "Wah, kalau begitu, modus operandi tukang jualan di kereta di seluruh dunia sama 'kali, ya!"
1 comment:
Thanks : )!
Post a Comment