Monday, October 4, 2010

Bahasa Daerah Napoli

Gara-gara mendiang Luciano Pavarotti dan konser-konsernya, saya jadi senang mendengarkan lagu-lagu daerah Napoli, daerah di selatan Italia. Sebabnya, lagu-lagu ini asli dalam bahasa Napolitan (atau Neapolitan?) yang bagi saya unik, dengan huruf dobel di awal kata dan banyaknya tanda petik di atas. Misalnya “’O Surdato ‘Nnamurato” (kalau dalam bahasa Italia seharusnya “Il Soldato Innamorato” alias serdadu yang jatuh cinta).

Quanta notte nun te veco,
nun te sento 'int'a sti bbracce,
nun te vaso chesta faccia,
nun t'astregno forte 'mbraccio a me?!
Ma, scetánnome 'a sti suonne,
mme faje chiagnere pe' te...

Belum beberapa lagu lagi yang saya kenal - masih dari Pavarotti - seperti “Funiculì Funiculà” dan “Torna a Surriento (alias kembali ke Sorrento, kota di selatan Italia).
Karena lagu-lagu Napolitan yang dinyanyikan Pavarotti  dan penyanyi tenor lainnya itu legendaris dan sudah kapan tahu dibikinnya, saya menduga bahasa Napolitan itu sudah lama punah dan hanya tersisa dalam bentuk literatur atau lagu. Habis seumur-umur mana pernah saya mendengar orang berbincang dalam bahasa Napolitan. Tidak juga di layar RAI International, stasiun televisi Italia yang siarannya bisa disaksikan di jaringan televisi berbayar.
Maka saya kaget ketika Lucia, host saya dalam perjalanan di Italia Juni lalu, mengatakan bahwa temannya yang menikah dengan pria Napoli, Elizabeth, setiap Rabu mengadakan jamuan ala Napoli di restorannya dan berbincang dalam bahasa Napolitan dengan keluarga suaminya. Elizabeth asalnya dari Inggris, tapi sudah menetap di Italia sejak berumur 20-an.
“Hah? Bahasa Napolitan itu masih dipakai? Kirain cuma ada di lagu,” begitu saya bereaksi. Menurut Lucia, keluarga asli Napoli menjaga tradisi berbicara dalam bahasa daerah mereka, sekalipun mereka telah pindah ke utara Italia seperti keluarga suami Elizabeth. Kurang lebih mirip teman saya, Sandy, yang sejak belasan tahun lalu berdomisili di Paris tapi tidak melupakan akarnya. Ketika saya bertanya apakah putranya yang sekarang berumur 10 tahun, Lukas, bisa bicara bahasa Indonesia, dengan galak dia menjawab, “Harus bisa! Ibunya orang Indonesia!”

No comments: