Di tayangan Travelers-nya Discovery Travel & Living, ditampilkan sang traveler mengobrol dengan cewek yang biasanya berpantomim di La Rambla dengan memutihkan seluruh wajahnya dan berpakaian unik. Nah, itu mengingatkan saya pada seniman jalanan yang kreatif di sudut Sacré Coeur (Paris), Roma, Marienplatz, dan La Rambla serta Barri Gothic (Barcelona).
Tadinya, saya pikir yang berdiri di samping kanan Sacré Coeur itu patung sungguhan. Habis sekujur tubuhnya berwarna abu-abu menyerupai patung, hanya saja mengilap. Ditambah lagi "patung" itu tak bergeser barang sedikit pun. Tapi coba lemparkan koin padanya, 20 sen atau 50 sen euro saja. Dijamin dia bakalan bercericit gembira dan melonjak-lonjak! Itulah aksi "patung" di sudut Sacré Coeur. Yang sempat membuat saya kagum, karena saya kira dia satu dari sedikit orang yang berani tampil "gila."
Eh, ternyata seniman jalanan itu punya banyak kawan. Di depan gedung wali kota Munich saja, ada dua yang beraksi serupa. Kalau enggak salah, satunya malah melumuri tubuhnya tidak dengan warna keperakan, melainkan keemasan. Di Roma, bukan seniman jalanan keperakan atau keemasan yang saya lihat berdiri di jalan kecil menuju Fontana di Trevi. Seniman itu, perempuan, mengenakan rok yang lebar bak Cinderella plus merias dirinya dengan makeup tebal. Widya sih sebetulnya menyuruh saya melempar barang 20 sen euro saja saja, pengin tahu seperti apa sih aksinya. Tapi saya enggak berani, soalnya enggak yakin standar nilai uang yang pantas dikasih kepada mereka.
Saya melihat para seniman jalanan itu lagi di La Rambla dan Barri Gothic. Kalau di La Rambla jangan ditanya jumlahnya, banyak! Mereka pun kalau lagi tampil selalu dikerumuni belasan sampai puluhan orang. Selain malas menembus kerumunan orang, saya juga khawatir dicopet, mengingat La Rambla ramainya minta ampun. Di Barri Gothic, tepatnya di depan katedral yang menjadi gerbang masuk ke Barri Gothic, ada seniman jalanan yang sekujur tubuhnya dibuat putih dan pakai sayap, persis malaikat. Lantaran nampang di depan katedral, mesti menyesuaikan diri, dong.
Tadinya, saya pikir yang berdiri di samping kanan Sacré Coeur itu patung sungguhan. Habis sekujur tubuhnya berwarna abu-abu menyerupai patung, hanya saja mengilap. Ditambah lagi "patung" itu tak bergeser barang sedikit pun. Tapi coba lemparkan koin padanya, 20 sen atau 50 sen euro saja. Dijamin dia bakalan bercericit gembira dan melonjak-lonjak! Itulah aksi "patung" di sudut Sacré Coeur. Yang sempat membuat saya kagum, karena saya kira dia satu dari sedikit orang yang berani tampil "gila."
Eh, ternyata seniman jalanan itu punya banyak kawan. Di depan gedung wali kota Munich saja, ada dua yang beraksi serupa. Kalau enggak salah, satunya malah melumuri tubuhnya tidak dengan warna keperakan, melainkan keemasan. Di Roma, bukan seniman jalanan keperakan atau keemasan yang saya lihat berdiri di jalan kecil menuju Fontana di Trevi. Seniman itu, perempuan, mengenakan rok yang lebar bak Cinderella plus merias dirinya dengan makeup tebal. Widya sih sebetulnya menyuruh saya melempar barang 20 sen euro saja saja, pengin tahu seperti apa sih aksinya. Tapi saya enggak berani, soalnya enggak yakin standar nilai uang yang pantas dikasih kepada mereka.
Saya melihat para seniman jalanan itu lagi di La Rambla dan Barri Gothic. Kalau di La Rambla jangan ditanya jumlahnya, banyak! Mereka pun kalau lagi tampil selalu dikerumuni belasan sampai puluhan orang. Selain malas menembus kerumunan orang, saya juga khawatir dicopet, mengingat La Rambla ramainya minta ampun. Di Barri Gothic, tepatnya di depan katedral yang menjadi gerbang masuk ke Barri Gothic, ada seniman jalanan yang sekujur tubuhnya dibuat putih dan pakai sayap, persis malaikat. Lantaran nampang di depan katedral, mesti menyesuaikan diri, dong.
No comments:
Post a Comment