Kali kedua ke Paris, 4 tahun lalu, saya minta Sandy enggak usah menjemput. Saya masih hafal kok jalan ke apartemen Sandy di Ermont-Eaubonne (dulu, sekarang sih sudah pindah ke tengah Paris), sampai kode masuk apartemen. Tapi sungguh bijak Sandy memaksa menjemput di Terminal Gallieni - saya naik Eurolines dari Munich, Jerman. Soalnya kemampuan bahasa Perancis saya enggak bisa dipertanggungjawabkan, hehehe.
Selain keliling Paris bersama Sandy, sebetulnya saya waktu itu - juga tahun sebelumnya - pengin jalan-jalan sendirian beberapa jam saja. Tapi mungkinkah dengan bahasa Perancis yang kacau-balau? Ya mungkin saja, tapi hasilnya pasti ada kejadian memalukan. Terpisah dengan Sandy beberapa meter saja gelagapan, apalagi berkilometer-kilometer jadinya. Misalnya waktu ditanya jalan oleh seorang perempuan tua - Sandy waktu itu sedang ada di boks telepon umum - atau ditanya mau beli buku apa waktu kami mencari buku untuk Naning.
Yang paling memalukan, waktu beli parfum di Yves Rocher Gare du Nord. Waktu membayar, saya tidak ditemani Sandy yang masih melihat-lihat parfum di sisi lain toko. Kasir bertanya, apakah saya punya carte de fidélité alias kartu pelanggan? Dan karena bahasa Perancis saya benar-benar kacrut, saya pikir dia menanyakan carte d'identité! Maka tanpa perasaan berdosa saya ulurkan paspor saya. Alhasil, kasir itu dan seorang staf lain tertawa terbahak-bahak! Sadarlah saya apa yang terjadi. Huhuhu... memalukan sekali.
Yang paling memalukan, waktu beli parfum di Yves Rocher Gare du Nord. Waktu membayar, saya tidak ditemani Sandy yang masih melihat-lihat parfum di sisi lain toko. Kasir bertanya, apakah saya punya carte de fidélité alias kartu pelanggan? Dan karena bahasa Perancis saya benar-benar kacrut, saya pikir dia menanyakan carte d'identité! Maka tanpa perasaan berdosa saya ulurkan paspor saya. Alhasil, kasir itu dan seorang staf lain tertawa terbahak-bahak! Sadarlah saya apa yang terjadi. Huhuhu... memalukan sekali.
Agak cemas kejadian sama tololnya berulang, Juni kemarin balik ke Paris, saya jadi enggak berani masuk ke Yves Rocher di seberang stasiun metro Dugommier, dekat apartemen Sandy di Paris, sendirian. Karena Sandy sedang sibuk mengeluarkan kereta bayinya yang berumur 1,5 bulan, Viktor, dari apartemen, dia menyuruh saya dan anak sulungnya yang 10 tahun, Lukas, jalan duluan. Jadilah saya belanja dengan penerjemah bocah 10 tahun, hahaha. Terima kasih Mama Sandy, yang mewajibkan Lukas bisa berbahasa Indonesia dengan fasih.
No comments:
Post a Comment